Gedung Planetarium dan
Observatorium Jakarta
----------------------
Planetarium dan Observatorium Jakarta
adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai,
Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini letaknya di
Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata
pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan / peragaan simulasi perbintangan atau
benda-benda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami
konsepsi tentang alam semesta melalui acara demi acara. Planetarium Jakarta
berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran
benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap
dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai
pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori. Di ruang pameran ini, ada juga
pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di
bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan. Selain
pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium &
Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda
langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena /
kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet
dan lain-lain.
Sejarah
Planetarium dan Observatorium Jakarta
dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 1964, atas gagasan
Presiden Soekarno dengan harapan agar bangsa Indonesia sedikit demi sedikit
mengenal berbagai macam benda langit dan berbagai peristiwa di luar angkasa.
Selain dana dari pemerintah, Planetarium dan Observatorium Jakarta ini juga
didanai oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia. Pada tahun 1968, gedung beserta
peralatan planetarium berhasil diselesaikan. Pada tanggal 10 November di tahun
yang sama, Planetarium dan Observatorium Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI
Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta—Taman
Ismail Marzuki. Pertunjukan Planetarium mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1
Maret 1969, menggunakan proyektor Universal buatan perusahaan Carl Zeiss,
Jerman. Tanggal 1 Maret itu kemudian dijadikan hari ulang tahun Planetarium. Pada
tahun 1984, Pemerintah DKI Jakarta membentuk Organisasi Penyelenggara Tugas dan
Fungsi Planetarium dan Observatorium sebagai pengganti status awal Proyek
Planetarium menjadi Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta.
Kepala Badan Pengelola mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya
langsung kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang
dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2209 Tahun 1984. Pada tahun
1996, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan renovasi
gedung sekaligus pemutakhiran peralatan pertunjukan dengan mengganti proyektor
utama dengan yang lebih canggih dan dikontrol sepenuhnya oleh program komputer.
Proyektor Universal diganti dengan Proyektor Universarium Model VIII, bahan
layar kubah diganti dengan yang baru dan garis tengahnya dikurangi dari 23
meter menjadi 22 meter. Lantainya ditinggikan dan dibuat bertingkat. Seluruh
kursi dibuat menghadap ke arah Selatan dan jumlahnya dikurangi dari 500 ke 320
kursi. Pada tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta
mengalami perubahan status dari organisasi nonstruktural menjadi organisasi
struktural berupa Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Pendidikan Menengah dan
Tinggi Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2002.
( id.wikipedia )