Tampak
depan Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution, 4 Agustus 2010
-----------
Museum Abdul Haris Nasution atau
tepatnya Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution adalah
salah satu museum pahlawan nasional yang terletak di jalan Teuku Umar No. 40,
Jakarta Pusat, DKI Jaya, Indonesia. Museum ini
terbuka untuk umum dari hari
Selasa hingga hari Minggu, dari pukul 08:00 hingga pukul 14:00 WIB. Setiap hari
Senin museum ini ditutup untuk umum.
Sejarah
Museum ini semula adalah kediaman
pribadi dari Pak Nasution yang ditempati bersama dengan keluarganya sejak
menjabat sebagai KSAD tahun 1949 hingga wafatnya pada tanggal 6 September 2000.
Selanjutnya keluarga Nasution pindah rumah pada tanggal 29 Juli, 2008 sejak
dimulainya renovasi rumah pribadi tersebut menjadi museum. Di kediaman ini
Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution telah menghasilkan banyak karya juang
yang dipersembahkan bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Di tempat ini pulalah
pada tanggal 1 Oktober, 1965 telah terjadi peristiwa dramatis yang hampir
merenggut nyawa Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution. Pasukan Tjakrabirawa
G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuh beliau, namun hal ini gagal dilakukan.
Dalam peristiwa tersebut, putri kedua beliau, Ade Irma Suryani Nasution dan
ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean gugur. Museum Nasional
Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution diresmikan pada hari Rabu, 3 Desember, 2008
sore (bertepatan dengan hari kelahiran Pak Abdul Haris Nasution), oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Museum seluas 2.000 meter persegi tersebut, merupakan
prasasti hidup dan kehidupan Jenderal Besar A.H. Nasution dan keluarga. ”Semoga
museum ini akan menjadi mata air yang mengalirkan kiprah, memberikan arah,
mengajak kebijakan dalam bertindak, berkelana untuk menemukan makna bagi generasi
muda negeri ini. Mata air yang menumbuh suburkan keadilan kuantitatif dan
kualitatif,” kata Bu Nas. Dalam sambutannya, Presiden SBY mengatakan bahwa
monumen sejarah ini akan menjadi kebanggaan para prajurit TNI serta bangsa
Indonesia. ”Saya pahami, bahwa tentu tidak semua lintasan dan jejak pengabdian
Nasution bisa diabadikan di museum ini. Tetapi, paling tidak ada
tonggak-tonggak penting yang dapat dilihat oleh generasi muda kita, dan
generasi muda TNI yang akan melanjutkan perjuangan bangsa,” SBY menambahkan. Presiden
SBY juga bercerita mengenai kekagumannya akan almarhum. ”Pak Nas memiliki
pemikiran-pemikiran yang brilian. Beliau juga memiliki kepedulian yang tinggi
pada pendidikan dan dunia pengetahuan. Buku karya Pak Nas yang berjudul Tentara
Nasional Indonesia, Pokok-Pokok Perang Gerilya dan Sekitar Perang Kemerdekaan,
telah menjadi buku favorit dan telah dibaca berkali-kali oleh Presiden SBY.
Presiden kemudian menekan tombol sirene dan penandatanganan prasasti sebagai
tanda peresmian Museum Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution.
Dalam acara peresmian museum tersebut,
juga dilakukan penyerahan Koleksi Museum Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution oleh
Ibu Johana Sunarti Nasution, berupa Pita Tanda Jasa dan Penyerahan Kunci
Monumen dan Museum PETA oleh Bapak Himawan Sutanto kepada Kepala Staf Angkatan
Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.
(
id.wikipedia )